Berani terhadap
kematian tanpa bekal yang kuat akan berakibat fatal.
Seorang tua memberi petuah kepada anaknya yang menjadi serdadu.
"Hati-hati jika engkau mendapat tugas maju ke medan perang. Usahakan tetap selamat."
"Seorang serdadu harus berani, Ayah. Juga berani mati dalam tugas," jawab anaknya dengan sikap tegas.
"Berani boleh-boleh saja. Termasuk berani mati. Tapi apakah engkau sudah punya bekal untuk hidup setelah mati nanti? Tampaknya engkau belum mempunyai bekal itu, karena engkau terlalu membanggakan diri sebagai serdadu hamba komandanmu, sehingga segala perintah komandanmu engkau jalankan tanpa reserve. Engkau sama sekali tak membanggakan diri sebagai hamba Allah, sehingga lebih sering melalaikan perintah-Nya. Padahal jika mati engkau akan menghadap Allah bukan menghadap komandanmu."
Seorang tua memberi petuah kepada anaknya yang menjadi serdadu.
"Hati-hati jika engkau mendapat tugas maju ke medan perang. Usahakan tetap selamat."
"Seorang serdadu harus berani, Ayah. Juga berani mati dalam tugas," jawab anaknya dengan sikap tegas.
"Berani boleh-boleh saja. Termasuk berani mati. Tapi apakah engkau sudah punya bekal untuk hidup setelah mati nanti? Tampaknya engkau belum mempunyai bekal itu, karena engkau terlalu membanggakan diri sebagai serdadu hamba komandanmu, sehingga segala perintah komandanmu engkau jalankan tanpa reserve. Engkau sama sekali tak membanggakan diri sebagai hamba Allah, sehingga lebih sering melalaikan perintah-Nya. Padahal jika mati engkau akan menghadap Allah bukan menghadap komandanmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar