counters

Sabtu, 11 Agustus 2012

IKHLAS ITU RUHNYA IBADAH



Sikap ikhlas berkaitan erat dengan niat. Niat merupakan keadaan atau sifat yang timbul dalam hati manusia yang menggerakkan atau mendorongnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan demikian, niat dan ikhlas merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Ikhlas adalah melaksanakan suatu perbuatan taat atau ibadah karena menjalankan perintah Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya. Sikap ikhlas dalam semua kegiatan, termasuk melaksanakan ibadah, merupakan misi kehadiran manusia di permukaan bumi ini. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan manusia selalu ikhlas dalam beribadah dan dalam melakukan segala aktivitasnya (QS 98: 5).

Sikap ikhlas sangat menentukan kualitas dan nilai ibadah di hadapan Allah. Isyarat ini ditegaskan Rasulullah bahwa ''setiap amal tergantung kepada niat dan seseorang akan dibalas sesuai dengan niatnya''. (HR Bukhari-Muslim).

Kualitas ikhlas seseorang dalam melakukan perbuatan taat dapat diketahui dengan memperhatikan motivasi atau niatnya. Dalam konteks ini, menurut ulama besar Imam Nawawi, niat seseorang dalam beribadah dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan.

Pertama, melakukan suatu perintah atau perbuatan taat karena didasarkan rasa takut kepada Allah dan takut terhadap siksa-Nya. Hal ini dibenarkan karena cukup banyak ayat atau hadis yang mengisyaratkan perlunya rasa takut (khauf) dalam menjalankan perintah Allah dan dalam meninggalkan larangan-Nya. Ibadah seperti ini biasanya dilakukan oleh orang yang bertipe hamba sahaya.

Kedua, melakukan kewajiban agama karena dilandaskan oleh upaya mencari keuntungan. Keuntungan yang dimaksud adalah balasan pahala dari Allah dan mendapatkan surga yang dijanjikan-Nya. Sikap seperti ini dibolehkan juga dalam beribadah. Cukup banyak ayat Alquran dan Hadis Nabi yang membenarkan sikap seperti ini.

Ketiga, melaksanakan ibadah dan perintah Allah karena rasa malu kepada Allah, semata-mata menjalankan perintah-Nya, sebagai manifestasi dari syukur kepada-Nya dan disertai oleh perasaan bahwa dirinya rendah di hadapan Allah, serta hatinya dipenuhi rasa rindu (raja' )kepada Allah SWT. Inilah tipe ibadah yang dilakukan orang yang mengharapkan keridhoan Allah.

Ini juga merupakan kualitas ikhlas tertinggi sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah SAW ketika ditanya oleh Aisyah RA, ''Ya Rasulullah, mengapa engkau selalu melaksanakan shalat malam hingga kakimu menjadi lecet? Bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan akan datang?''

Rasulullah SAW menjawab, ''Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang pandai bersyukur kepada Rab-ku. ''Dengan demikian, kualitas ikhlas tertinggi dibuktikan oleh niat seseorang dalam beribadah dengan semata-mata mengharapkan keridhoan Allah yang disertai rasa syukur dan rindu kepada-Nya.

Tidak ada komentar: